Minggu, 11 Oktober 2009

Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan

Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan Lan Kuningan, Dumogi Irage Sareng Sami Manggihang Karahayuan Lan Karahajengan.



Jumat, 28 Agustus 2009

Tuntunan Pencarian dengan contoh Wayang

Dahaga rasa ingin tau manusia saat menjalani hidup mencari tau makna diri, menjadi manusia adalah satu pertanyaan, menyadari alam sekitar begitu ragam mahluk hidupnya tetapi terlahir menjadi manusia tanpa memahami apakah manusia itu?
Manusia yg terdiri dari beberapa bagian kompleks, yang disebutkan mempunyai nalar pemikiran melebihi mahluk hidup lainnya, darah, daging, tulang, simpul saraf, dan komponen lainnya saling bertautan agar bisa berfungsi baik yang kemudian diikat oleh roh.
Roh, apakah itu? pemahaman dangkal pribadi bahwa roh itu bagaikan udara, terasa hembusannya, terhirup setiap saat tetapi tak pernah bisa dipandang mata. Roh ada dalam tubuh tanpa kita sadari keberadaannya sampai saat terlepas nanti.
Bila kita melihat bentuk manusia seperti itu apakah ada perbedaan? apakah ada tinggi rendah statusnya?
Kemudian di bagian penglihatan manusia, ada rupa, ada nama, ada status dan beragam identitas lain. Penglihatan mata yang menyesatkan sebagai bagian cobaan panca indria yang dibebankan pada manusia. Mata yang selalu menampilkan perbedaan dan penilaian terhadap segalanya baik sesama manusia atau alam sekitarnya, dalam keadaan terpejam atau tidak sadar maka tentu tidak akan ada penilaian oleh mata.
Di bagian penciuman manusia, bila dalam kesadaran akan selalu memberi penilaian. Ini akan berbeda pada saat tertidur atau tidak sadar dimana indra penciuman tidak berfungsi, perbedaan aroma masakan dan sampah tentu tidak akan dirasakan.
Sentuhan, apakah terasa belaian lembut atau tamparan kasar pada saat kita tidak sadar? lalu pendengaran, apakah ada perbedaan antara hinaan atau pujian saat kita tidak sadar? dan terakhir kecapan rasa, pahit manis asin dsb tentu tidak akan terasa pada saat kita tidak tersadar.
Dari pemikiran itu menuju suatu kesimpulan, tidak sadar atau sadar memiliki dampak besar pada kehidupan manusia.
Sadar yang mana? tidak sadar yang mana?
Dalam pencarian bila kita menginginkan kesadaran dari panca indria maka itulah yang akan kita dapatkan.. semuanya dinilai berdasarkan penilaian panca indria.
Baik buruk harum busuk rendah tinggi sedih bahagia dsb yang semuanya hanya akan berakhir pada perbedaan.
Tetapi bila dalam pencarian kita menginginkan kesadaran rohani dalam tuntunanNya maka itulah yang akan kita dapatkan, penilaian sejati berdasarkan kesadaran rohani tanpa terseret penilaian panca indria.
Contoh mudah seperti gambar dibawah.


krishna


Dari epos Hindu Bharatayuda saat Sang Arjuna menaiki kereta kuda didampingi Shri Krishna sebagai sais kereta itulah yang tampak dimata dari gambar dan bagian cerita Bharatayuda ini, tetapi.. cobalah memaknai gambar dan cerita dari penilaian rohani, pandanglah Sang Arjuna sebagai "Roh" yang disais oleh Tuhan "Shri Khrisna" dalam menjalankan kereta "Tubuh" yang ditarik oleh kuda kuda "Panca Indria", apa artinya?
Tentu penjelasannya adalah Tuhan sebagai pembimbing akan mengantarkan roh pada kemenangan sejati moksa dan menghindarkan kita terseret oleh kuda panca indria, dengan menjadikan Tuhan sebagai penuntun tentu kita bisa mengendalikan panca indria sehingga hidup akan selalu dalam kesadaran rohani.
Cerita epos pewayangan Hindu Mahabharata, Bharatayuda maupun Ramayana memang mempunyai pesan luhur yang sangat dalam sebagai cermin dalam kehidupan manusia sepanjang jaman, memaknai cerita pewayangan tidak bisa dengan panca indria membaca dan melihat saja, demikian juga halnya dalam memaknai Tuhan, sebagai yang tidak terpikirkan sehingga nantinya tidak akan ada penilaian2 dari panca indria. Contohnya seringkali dalam kehidupan sehari2 kita memberi penilaian antara rasa adil dan tidak adil Tuhan kepada kita. Adil yang bagaimana? tidak adil yang bagaimana? apakah adil dengan penilaian secara panca indria ataukah rohani?
Bila memaknai Tuhan dengan panca indria tentu banyak yang merasa tidak adil dalam hidup ini, tetapi bila memaknai menggunakan kesadaran rohani..? pastinya satwa dan tumbuhan sebagai mahluk ciptaanNya juga akan kita sadari telah begitu banyak yang menjerit2 oleh ketidak adilan dalam hidup mereka akibat ulah manusia. Apakah kita peduli? Disisi lain kita adalah sesama ciptaanNya, apakah Tuhan akan membedakan ciptaanNya seperti kita membedakan sesuatu dengan kesadaran panca indria? Keadilan Tuhan bukanlah keadilan manusia, penilaian benar salah manusia tentu tidak akan sama dengan penilaian benar salah oleh Tuhan.
Kebesaran Tuhan memberikan manusia kebebasan untuk memilih sais bagi tubuhnya dan kebebasan arah tujuan kereta hidupnya.

Jumat, 24 Juli 2009

Shiva, Ganesha dan Laksmi Photo Frame

Download photoframe Shiva, Laksmi dan Ganesha.

Shiva Photo frame.


Download disini : Free Download














Laksmi Photo Frame.

Download disini : Free Download  















Ganesha Photo Frame

Download disini :  Free Download

Selasa, 21 Juli 2009

Makna Hidup

Om Swastiastu
Berikut adalah kilas balik pemikiranku yang bukan ahli agama dalam menyikapi hidup.

Aku adalah seorang yang dilahirkan ke dunia sebagai manusia dalam satu keluarga yang beragama hindu. Aku berpikir betapa beruntungnya bisa dilahirkan dalam bentuk manusia, aku sadar tidak mempunyai kuasa memilih wujud lahiriah sebagai manusia atau binatang atau tumbuhan. Apalagi memilih jenis kelamin, bentuk lahiriah yang sempurna atau rupa yang menawan. Samasekali tidak ada kuasaku untuk itu...
Saat terlahir aku menangis, aku berpikir melihat bayi manusia yang selalu dalam keadaan menangis pada saat terlahir, dari panca indria yang dimiliki manusia kenapa harus tangis yang ditunjukkan pertama? Dari terkaanku mungkin karena manusia menyadari bahwa lahir mempunyai 2 makna.

Makna pertamaku, hidup sebenarnya adalah neraka..
Aku berpikir, terlahir sebagai manusia sudah diawali dengan siksaan, ketidak berdayaan dalam bentuk lahiriah, bila terlahir dari keluarga bertanggung jawab aku akan dirawat dengan baik dan berkurang siksaanku, bila dari orang tua tidak bertanggung jawab maka mungkin semasih dalam kandungan aku sudah disiksa dan dibunuh.. perjalanan panas neraka telah kumulai.
neraka yang diceritakan dalam film2 apakah itu masuk akal? apakah jiwa bisa disiksa dengan senjata/api atau apapun itu? apakah akan ada tetesan darah dari roh?
Panca indria yang melekat pada manusia menurutku adalah belenggu-belenggu neraka hidup ini, dimana aku merasa emosi, sakit, senang, bahagia, marah, sedih dan berbagai rasa lainnya. Darah, daging, tulang dari tubuh ini layaknya beban yang mesti kupikul dalam menjalani perjalanan panas neraka ini.

Manusia sering lupa akan ketidak berdayaannya dalam hidup, Bagaimana tidak? tubuh yang selalu tergantung untuk dipenuhi kebutuhan pangan 3 kali sehari,kebutuhan sandang bahkan kebutuhan seksual kadang mengantarkan manusia menjadi lupa diri.. demi makan orang bisa berbuat apa saja dsb. Menempati rumah dari sepetak tanah kulit bumi, bumi yang tidak pernah diam sedari awal, kemudian bila bumi bergerak mengakibatkan tsunami, gunung meletus, gempa dsb maka manusia menyebutnya bencana alam. Bumi dan alam ini menyediakan tempat untuk manusia tinggal, berkembang biak, menyediakan lahan dan bahan pangan tapi manusia yang sudah dikuasai ego malah menggerogotinya, mengklaim dengan kavling2 perumahan, menebas hutan, mengandangkan hewan2, dan masih saat bumi bergerak kita sebut bencana alam bahkan dianggap Tuhan yang marah, sungguh ucapan terima kasih yang keterlaluan. Alam tidak pernah memberikan bencana, manusia yang menumpang hidup diatasnyalah yang memberikan bencana pada alam!
Banyak kali peringatan bumi saat bergerak untuk menyadarkan manusia malah diabaikan, manusia tidak pernah sadar akan ketidak berdayaannya yang bergantung dengan alam bumi ini.
Belum lagi ikatan ikatan yang terjalin dalam menjalani hidup, mulai dari ikatan persaudaraan, keluarga, negara bahkan SARA, seperti yang kulihat selama ini bagaimana manusia bisa saling menyakiti, menyiksa dan saling membunuh untuk hal itu. Sama seperti yg dialami saat hewan2 buas yang ingin melindungi wilayahnya..
Apakah itu bukan beban?
Menjadi manusia atau hewan atau tumbuhan, parasit sekalipun bukanlah pilihan untukku, dengan kesadaran ini aku berpikir layakkah aku merendahkan atau menghina mahluk hidup lainnya? jangankan sesama manusia bahkan dengan seekor babipun aku tidak layak merendahkannya. Aku merasa bila merendahkan mahluk lain sama saja aku merendahkan penciptanya yang juga merupakan penciptaku.
Aku berpikir makian dengan sebutan Babi!, Anjing! dan bila perlu semua nama hewan, bukanlah makian, derajatku sama dengan mahluk hidup lain didalam tubuhNya, hanya kesempatannyalah yang berbeda, kesempatan untuk menunjukkan ragam bakti.
Aku pernah membaca cerita tentang hidup seorang pertapa untuk mencari jati diri, aku berpikir lagi, bertapa itu diam... itu pertanda panca indria tidak berfungsi, belenggu panca indria itu dipatahkan.
Saatku lelah memikul beban lahiriah ini Tuhan menunjukkan kasih sayangNya dengan memberi kesempatan padaku dan pada mahluk hidup lainnya untuk tertidur karena saat tertidurlah belenggu panca indria dan beban tubuh itu dilepaskan sejenak. Bila manusia bermimpi dan dalam mimpi terbawa emosi dsb itu pertanda roh itu masih terbelenggu panca indria. Itulah contoh roh yang tersiksa, roh yang terbelenggu panca indria sama seperti berbagai mahluk halus yang bisa menjadi contoh nyata roh yg sudah terlepas tapi masih terbelenggu dengan panca indrianya.


Makna keduaku adalah, Hidup ini sebuah anugrah kesempatan..
Terlahir menjadi manusia adalah sebuah kesempatan, sama seperti cerita pewayangan hindu dimana manusia diberi kesempatan sebebas2nya untuk menjadi karakternya sendiri. Mahluk hidup lain tidak mempunyai kesempatan untuk menunjukkan puja baktinya kepada Tuhan dengan doa2 suci atau apapun, seperti hewan yang hanya bisa menjalani hidup dengan melayani mahluk hidup lain mungkin menjadi pangannya bahkan melayani manusia juga. Menjadi manusia dengan kemampuan lebih tentu bisa mempunyai kesempatan lebih banyak dengan berbagai cara untuk bisa bersatu denganNya.
Aku menyadari banyak jalan menuju padaNya, sebagaimana begitu banyak ragam ciptaanNya, begitu banyak warna di dunia dan begitu banyak makna.
Suci? Aku tidak mencari kesucian, menurutku itu bukan jawaban.
Keselarasan/keseimbangan hidup.. mungkin itu yang mesti kulakukan, agar aku bisa mengendalikan panca indria ini dengan kesadaran diri dan kerendahan hati sampai saatku tiba.

Mencari makna dari hidup bukan berpikir dengan belenggu panca indria. Tuhan marah? Tuhan sedih? Tuhan bukanlah manusia dengan belenggu panca indria.
Bila dilihat dari ceramah agama2 yang mayoritas ada ditayangan TV hanyalah teguran untuk selalu takut dosa dan takut Tuhan, aku berpikir aku hidup didalam tubuh Tuhan, Tuhan bukan wujud manusia, melainkan tidak terpikirkan. Tuhan bukan untuk ditakuti karena aku menyayangi penciptaku yang sudah memberiku kesempatan dalam hidup untuk bisa bersatu denganNya. Karena aku menyayangiNya maka aku akan menyayangi ciptaanNya.

Rabu, 29 April 2009

Download Dewata Nawa Sanga


Dewata Nawa Sanga atau Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa yang bertempat di 8 penjuru mata angin dan 1 diposisi pusat. Download gratis gambarnya disini Download

Sabtu, 28 Maret 2009

Puja Trisandhya

Puja Tri Sandhya

Om Bhur Bhwah Swah,
Tat Sawitur Warenyem
Bhargo Dewasya Dimahi
Dhiyo Yo Nah Pracodayat

Om Narayanah Ewedam Sarwam,
Yad Bhutam Ya Ca Bhawyam,
Niskalanko Niranjano,
Nirwikalpo Nirakhayatah,
Suddho Dewa Eko,
Narayano Na Dwitiyo, ‘Sti Kascit.

Om Twam Siwah Twam Mahadewah,
Iswarah Parameswarah,
Brahma Wisnu Ca Rudras Ca,
Purusah Pari Kirtitah.

Om Papo Ham Papa Karmaham,
Papatma Papa Sambhawah,
Trahinam Pundari Kaksa,
Sabahya Bhyantarah Sucih.
  
Om Ksama Swa Mam Mahadewah,
Sarwa Prani Hitankara,
Mam Moca Sarwa Papebhyah,
Palaya Swa Sada Siwa.

Om Ksantawyah Kayiko Dosah,
Ksantawyo Waciko Mama,
Ksantawyo Manaso Dosah,
Tat Pramadat Ksama Swa Mam.

Om Santih, Santih, Santih, Om



Rabu, 28 Januari 2009

Privacy Policy

gitaloka.blogspot.com Privacy Policy

You may provide personal information to gitaloka.blogspot.com in one of four ways: (1) by sharing your e-mail address and sharing personal information when you contacting us, (2) by sharing personal information when you post comments on our posts or stories. We may also ask for other information at other times but at no time will you be required to share any personal information to gain complete access to our site.

In addition to personal information—such as name and e-mail addresses, and telephone numbers—we may also collect information that is in no way personally identifiable. This may include the operating system you are working on, the internet browser you are using, the domain name of your internet service provider, and the web sites you visit directly before and after your visit to gitaloka.blogspot.com.

How does gitaloka.blogspot.com use my personal information?

The more we know about you, the better we are able to customize our web site to suit your personal preferences and interests. The e-mail address you provide may be used by gitaloka.blogspot.com for any reason, such as contacting you for editorial purposes or to advise you of any changes to our site. We may also from time to time send you messages about our marketing partners’ products.

To maintain a site that is free of charge and does not require registration, we display advertisements on our web site. We also use the information you give us to help our advertisers target the audience they want to reach. At no time does any party other than gitaloka.blogspot.com have access to your personally identifiable information, and you will never be contacted by any party other than gitaloka.blogspot.com.

The only exceptions to the foregoing are that we may disclose personally identifiable information (i) in response to legal process, for example, in response to a court order or subpoena, (ii) in response to a law enforcement agency’s request, or where we believe it is necessary to investigate, prevent, or take actions regarding illegal activities, suspected fraud, situations involving potential threats to the physical safety of another person, violations of our terms of use, or as otherwise required by law, or (iii) in the event we are acquired by or merged with another company. When you sign up to become member or receive e-mail messages from gitaloka.blogspot.com, you will always be given the chance to opt-out of special offers and site updates. You may change your preferences at any time and will only be contacted in manners consistent with your stated preferences.

Non-personally identifiable information (such as stated above) may be shared in aggregate form with our advertisers or marketing partners but your personally identifiable information will never be disclosed to them.

Who else has access to my personal information?

The ads appearing on gitaloka.blogspot.com are delivered to you by Google as a third party vendor which uses cookies to serve ads on our site.

Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to our users based on visiting our sites and other sites on the Internet.

Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy.We use third-party advertising companies to serve ads when you visit our website.

These companies may use information (not including your name, address, email address, or telephone number) about your visits to this and other websites in order to provide advertisements about goods and services of interest to you.

If you would like more information about this practice and to know your choices about not having this information used by these companies, click here.

Is there anything else I should know about my privacy and gitaloka.blogspot.com?

Any information you disclose voluntarily on our comments pages or in any forums we may develop in the future becomes public information. We cannot control the actions of our site users and advise you to use your discretion in sharing information about yourself on the internet. All information sharing is optional and done so at your own risk. Privacy is a very personal matter and we encourage you to be careful and responsible when disclosing personal information online.